GANGGUAN KEPRIBADIAN
February 25, 2014
Meskipun tidak ada batasan yang
jelas antara kepribadian normal dan abnormal, beberapa orang secara
terus-menerus memiliki pola perilaku yang bermasalah atau maladaptif. Jika
pola-pola ini mengganggu fungsi dan kesejahteraan seseorang, pola-pola ini
disebut “gangguan kepribadian”. Gangguan-gangguan ini biasanya bersifat stabil
pada masa dewasa muda dan dapat bercokol selama bertahun-tahun. Orang-orang
seperti ini mungkin sangat curiga, luar biasa emosional, atau menunjukkan kecemasan
yang obsesif (namun mereka bukanlah orang yang mengalami delusi atau depresi).
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan mengenali mereka sebagai orang yang
bermasalah, Di bawah ini terdapat daftar 10 macam gangguan kepribadian.
Gangguan-gangguan ini kadang kala dikelompokkan ke dalam 2 kategori, tergantung
pada problem utamanya: curiga, emosional atau cemas.
Mungkin beberapa ciri ini
Anda jumpai dalam diri Anda sendiri, namun itu tidak berarti Anda memiliki
gangguan kepribadian. Memang, semua pola ini bersifat ekstrem dan secara
terus-menerus menciptakan berbagai persoalan. Dengan memahami kedelapan aspek
mendasar dari kepribadian, Anda dapat memikirkan berbagai penyebab yang saling
berkaitan dari kondisi-kondisi ini secara mendalam.
1.
Paranoid. Seorang paranoid
sangat mencurigai orang lain dan beranggapan bahwa orang lain memusuhinya. Ia
sangat mudah tersinggung dan kerap mengalami kesulitan di tempat kerja. Ia
senantiasa bersikap curiga dan menyimpan iri hati, dengki, dendam terhadap
pasangan (suami atau istri) dan rekan kerjanya.
2.
Skizoid. Seorang skizoid
senang mengucilkan diri dan umumnya tidak mengekspresikan perasaannya. Pujian
atau kritik dari orang lain tidak berarti banyak baginya. (Perlu dicatat bahwa
orang-orang ini tidak secara khusus rentan mengalami skizofrenia, yang
merupakan gangguan delusi). Orang skizoid memiliki sedikit teman dan lingkungan
pergaulannya sangat terbatas.
3. Skizotipal.
Seorang skizotipal juga seorang penyendiri yang ekstrem, namun kerap kali
bertindak atau berpakaian secara eksentrik. Sebagai contoh, orang-orang
skizotipal bisa saja tertawa pada waktu yang tidak tepat atau menggunakan
pakaian yang tidak cocok dengan musim. Mereka sering memiliki minat terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan sihir,mistisisme, horor, supranatural, atau topik
seks yang tidak lazim.
4. Antisosial. Seseorang dengan kepribadian
antisosial bertindak dengan sangat tidak bertanggungjawab (tidak mempedulikan
resiko tindakannya terhadap orang lain) dan kerap menjadi pelaku tindak
kriminal. Sebagai contoh, ketika masa remaja, orang dengan kepribadian
antisosial mungkin sering membolos, berbohong dan mencuri. Individu ini
memiliki kebiasaan berkelahi dan kerap tertarik pada penggunaan obat-obatan
terlarang. Tidak tertutup kemungkinan individu ini juga kejam terhadap hewan.
5. Borderline (gangguan kepribadian
ambang). Seorang borderline sangatlah emosional dan sedemikian tidak stabilnya
sehingga kerap mengancam, atau berusaha, bunuh diri. Orang-orang ini dulunya
mungkin pernah mengalami kekerasan fisik atau penganiayaan seksual dan memiliki
identitas dan harga diri yang terluka. Mereka dapat terlibat dalam perilaku
suka makan atau minum tak terkendali (binge
eating), mengendarai kendaraan dengan ugal-ugalan, dan mempraktikkan seks
bebas.
6. Histrionik. Seseorang dengan kepribadian
histrionik sangatlah emosional dan selalu mencari perhatian. Individu ini
memiliki kebutuhan sangat besar akan pengakuan bahwa dirinya menarik, dan demi
memperoleh pengakuan itu, individu ini cenderung mengenakan pakaian yang
mencolok atau seduktif (menggoda).
7. Narsistik. Seorang narsistik merasa
dirinya sedemikian pentingnya (“pusat dunia”), sangat egois dan berusaha
memanfaatkan atau mengambil keuntungan dari orang lain. Ironisnya, individu ini
tanpa henti mencari pengakuan dan perhatian dari orang lain.
8. Avoidant (menghindar). Seseorang dengan
gangguan kepribadian menghindar memiliki sifat sangat pemalu (timid) dan mudah merasa malu. Individu
ini menghindari persahabatan dekat dengan orang lain, karena mereka gemar
mengkritik diri sendiri (self critical)
dan sangat takut diabaikan oleh orang lain. Individu ini tersiksa oleh perasaan
inferior (minder) yang parah.
9. Dependent (tergantung). Seorang
dependent akan melakukan hampir segala upaya untuk memperoleh persetujuan orang
lain. Ia mungkin menjalin relasi yang sangat submissif dengan orang lain (“saya
adalah kesetmu, silahkan injak saya bila itu membuatmu senang”) dan sangat
ditinggalkan orang lain. Secara sukarela ia bersedia melakukan tugas-tugas yang
tidak menyenangkan semata-mata demi memperoleh pengakuan dari orang lain.
10.
Obsesif-kompulsif.
Seorang obsesif-kompulsif adalah seorang perfeksionis yang kaku. Orang-orang
ini mungkin bekerja terlalu keras, terobsesi pada detail, dan hampir senantiasa
kuatir apakah segala sesuatunya akan dikerjakan persis menurut cara mereka.
Penting diingat bahwa banyak
diantara kita sampai taraf tertentu memiliki beberapa trait atau sifat-sifat diatas. Meskipun demikian, pemberian label
ini kadang kala dapat membantu kita untuk memahami dan menolong seseorang yang
memperlihatkan pola-pola perilaku ekstrem yang menimbulkan berbagai persoalan
dan kesengsaraan bagi dirinya dan bagi orang-orang disekelilingnya. Penanganan
yang paling efektif terhadap pola-pola ini adalah melalui pemahaman terhadap
delapan aspek dasar kepribadian.
0 komentar