REVIEW: SEBUAH PERTANYAAN UNTUK CINTA

December 11, 2014

Cinta, apa boleh buat, ternyata selalu klasik.
(hal. 58)

Cinta menghabiskan tenaga dan pikiran untuk perkara-perkara sepele, tetek bengek, dan tidak begitu berguna untuk orang lain, tapi apakah bisa menghindarinya? (hal. 57). Pertanyaan-pertanyaan klasik. Pertanyaan-pertanyaan klise. Pertanyaan-pertanyaan yang menjengkelkan (hal. 58).


"Ternyata kamu bohong, kamu tidak mencintaku," (hal. 2)
"Kamu tidak pernah bisa percaya padaku?" (hal. 76)
"Masalahnya bukan aku bisa percaya atau tidak. tapi kamu itu bisa dipercaya atau tidak." (hal. 76)
"Kenapa, sih, kamu selalu begitu?" (hal. 64)
"Selalu begitu bagaimana?" (hal. 64)
"Selalu membutuhkan pernyataan." (hal. 64)
"Aku ingin yakin bahwa kamu memang cinta padaku. Aku harus yakin kamu memang cinta, kamu memang sayang, kamu memang selalu memikirkan aku. Apakah kamu selalu memikirkan aku? Katakan padaku kamu cinta, cinta, cinta...." (hal. 3)
"aku tahu, sayang, aku tahu." (hal. 9)
"Aku cinta padamu. Jangan tinggalkan aku. Aku tidak mau berpisah denganmu." (hal. 58)

Api cinta membakar hatiku, seperti kebakaran yang yang dikobarkan Hanoman sewaktu membumihanguskan Alengka. Brengsek! Kenapa manusia harus mempunyai perasaan seperti itu? (hal. 57). Debu cinta bertebaran seperti virus --kurang sehat sedikit, kita pun jadi korban (hal. 51).

***

...dan terang itu bukan milik kita (hal. 7)

"Aku harus pergi," (hal. 18)
"Janganlah kau tinggalkan aku, kekasihku. Jangan sekali-sekali kau berpikir untuk meninggalkan aku." (hal. 54)
"Jalani saja apa rencana hidupmu," (hal. 41)
"Aku cinta padamu. Jangan tinggalkan aku. Aku tidak mau berpisah denganmu." (hal. 58)
"Sudahlah. Tidak ada gunanya. Aku akan segera berangkat, dan tidak akan pernah kembali lagi. Tidak usah sedih. Tidak ada yang patut disesali. Selamat tinggal. Goodbye!"(hal. 19)
"Jangan pernah kau tinggalkan aku...jangan pernah" (hal. 69)

Aku tak mampu menahan senja. (hal 72). ..di luar jendela itu kulihat kabut menelannya (hal. 69). Terus terang aku tidak pernah tahu kemana dia pergi(hal. 68). Dari radio...mengalun sepotong lagu (hal. 61).

maafkanlah daku,
lupakanlah kita pernah saling cinta...(hal. 61)

Aku hanya melihat senja mendekati selesai (hal. 43). Di tengah angin senja yang mendesak, aku merasakan kekuasaan waktu, yang tanpa pandang bulu mengubah segala-galanya (hal. 43). Hidup mempertemukan kita dengan seseorang, lantas memisahkannya lagi (hal. 68). Kadang-kadang kita bertemu begitu saja dengan seseorang yang tidak pernah kita kenal, menjadi begitu lengket seperti ketan, lantas mendadak berpisah begitu saja tanpa penjelasan apa-apa (hal. 68). Mengapa begitu sulit untuk bicara, meski sudah terlanjur mesra? Kupandang senja yang gemilang, yang cahaya keemasannya menyapu langit, kamu ada dimana?(hal. 68) Dari balik jendela, kulihat dirimu melangkah semakin jauh..(hal. 67)

...hidup ini memang penuh dengan rahasia. (hal. 16)

***

Aku sendiri saja di dalam kamar, tidak ingin menjadi bagian waktu (hal. 67). Sunyi dan dingin malam melanda menjauhkan aku darimu dan kakiku pun berat rasanya untuk mengejarmu, hanya bisa memandangimu saja dari tempat ini, bahkan kamu pun mungkin sudah tak mengenali aku lagi. (hal. 83). Angin yang telah mengembara ke segenap penjuru bumi, masih berhembus dan berbisik, seperti mengingatkan, "Di dunia ini, tidak ada sesuatu pun yang tetap tinggal abadi." (hal. 20)

O, angin, sampaikanlah salamku....(hal. 19)

Mengapa aku jadi tolol? (hal. 38) Dengan hati yang patah, perasaan kosong dan kelabu, kusurukkan diriku dalam beban kerja yang mengalir seperti tiada habis-habisnya. (hal. 60). Kini aku betul-betul sendiri. (hal. 78).

***

Review ini berisi potongan-potongan kalimat yang saya ambil dari buku ini. Untuk kemudian saya rangkai menjadi satu adegan cinta yang mungkin terjadi dalam hidup anda. dalam hidup saya juga iya :D (owl)

You Might Also Like

2 komentar

Video Of Day