PEKERJAAN EKSEKUTIF

July 12, 2015

Luther Gulick dan Lyndall Urwick menerbitkan sebuah karya berjudul Papers on the Science of Administration (1937), yang merupakan karya monumental. Mereka berdua dijuluki arsitek organisasi, karena mereka yang pertama kali merumuskan prinsip-prinsip dasar untuk merancang organisasi. Untuk memulainya, Gulick mengajukan pertanyaan, “Apa kerja seorang eksekutif?” Jawabnya adalah POSDCORB yang merupakan singkatan Bahasa Inggris untuk tujuh kegiatan administrasi fundamental di bawah ini:

1.       Planning (Perencanaan)
Menyusun secara garis besar hal-hal yang perlu dikerjakan serta cara mengerjakannya untuk mencapai seperangkat tujuan organisasi/perusahaan
2.       Organizing (Pengorganisasian)
Menetapkan struktur wewenang formal sehingga pembagian kerja dapat ditetapkan, didefinisikan dan dikoordinasikan
3.       Staffing (Pengadaan staf)
Menyeleksi dan melatih staf serta menyediakan kondisi kerja yang layak
4.       Directing (Pengarahan)
Mengambil keputusan dan memberikan perintah yang spesifik
5.       Coordinating (Koordinasi)
Mengaitkan berbagai kegiatan
6.       Reporting (Pelaporan)
Menyiapkan laporan-laporan mengenai perkembangan berbagai kegiatan
7.       Budgetting (Penganggaran)
Perencanaan, akuntansi, dan pengendalian keuangan atas pengeluaran

Tugas eksekutif dapat diuraikan dengan banyak cara lain. Tetapi cara ini sangat sederhana dan berguna untuk mengingatkan kita mengenai berbagai tugas eksekutif.



Prnsip-prinsip organisasi
Gulick dan Urwick mengajukan sejumlah prinsip umum untuk merancang organisasi. Delapan prinsip berikut ini dapat dianggap sebagai yang terpenting.

1    1.  Menyesuaikan orang terhadap struktur
Suatu organisasi haruslah seperti mesin yang terancang baik yang setiap bagiannya, misalnya roda gigi atau tuas, mempunyai fungsi spesifik dan persis sesuai dalam mesin tersebut. Organisasi harus dirancang dengan semangat ilmiah yang sama dan setiap orang di dalamnya harus memikul tugas tertentu yang paling cocok baginya.

2    2.  Satu eksekutif puncak
Pada puncak setiap organisasi harus ada satu orang, pemimpin tertinggi, yang akan mengambil keputusan akhir dan menyelesaikan semua konflik dan pekerjaan ini tidak boleh diserahkan kepada suatu komite. Orang itu sendirilah yang harus menjamin bahwa penyelenggaraan aktifitas organisasinya berada pada arah yang benar, terkendali dan konsisten.

3    3.  Kesatuan komando
Prinsip ini secara sederhana menyatakan bahwa tak seorang pun boleh mempunyai lebih dari satu atasan. Jika seseorang harus bekerja di bawah banyak atasan, akhirnya akan terjadi kerancuan karena setiap atasan mungkin memberikan perintah yang saling bertentangan dan bawahan akan merasa sulit untuk mematuhinya.

s     4.  Staf: khusus dan umum
Eksekutif puncak selalu memikul beban berlebihan. Ia nyaris tidak mempunyai waktu untuk membaca, merenung dan merencanakan. Ia membutuhkan dua macam bantuan, pertama adalah bantuan keahlian di berbagai bidang, misalnya, dalam aspek teknologi, dalam perencanaan. Staf ini bekerja penuuhnya sebagai penasihat. Eksekutif puncak juga membutuhkan bantuan dari staf umum yang akan menyampaikan perintah-perintah untuk hal-hal yang relatf kurang penting atas nama eksekutif puncak, mengamati perkembangan kegiatan dan menyelesaikan masalah-masalah. Tidaklah mungkin bagi eksekutif puncak untuk menangani semua kasus. Ia harus mencadangkan waktu dan tenaganya untuk tugas-tugas yang terpenting saja.

5    5.   Dasar pembagian tugas
Tugas-tugas dalam setiap organisasi perlu dibagi-bagi sehingga tiap orang dapat mengkhususkan dirinya dalam operasi tertentu. Hal ini juga memudahkan perencanaan, penyeliaan, dan pengendalian. Dasar pembagian tugas dapat bermacam-macam, misalnya: jenis pekerjaan, proses, tempat atau kelompok orang. Dalam departemen akuntansi, misalnya, beberapa staf mungkin merupakan spesialis dalam menyusun anggaran, lainnya mengurusi kepentingan karyawan, pinjaman dan dana pension.

6     6.  Delegasi
Para eksekuti harus belajar mendelegasikan. Ini sangat penting agar mereka benar-benar mempunyai waktu dan tenaga yang cukup untuk memusatkan perhatian pada tugas-tugas yang terpenting saja. Keuntungan lain adalah bahwa bawahan mereka dapat memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan mereka dengan memikul tanggung jawab. Pendelegasian karenanya dapat membuahkan pelaksanaan pekerjaan yang lebih cepat dan efisien.

7     7.  Tanggung jawab dan wewenang
Rumusan Urwick yang terkenal untuk prinsip ini adalah “di setiap tingkat wewenang dan tanggung jawab haruslah sebanding dan setara.” Ini berarti bahwa jika seorang eksekutif akan melimpahkan tanggung jawabnya secara baik ia juga harus memberikan wewenang yang diperlukan. Jika seorang insinyur kepala bertanggungjawab untuk merawat pabrik dan mesin ia juga harus memiliki kekuasaan untuk membeli suku cadang yang diperlukan.

8    8.  Rentang kendali
Seseorang hanya dapat mengawasi pekerjaan dari sejumlah orang yang terbatas saja. Ini disebut rentang kendali. Jika pekerjaan bawahannya rumit, tanggung jawab serta pengawasan menjadi lebih sukar. Rentang kendali juga tergantung pada kemampuan penyelia. Menurut Urwick, tak seorang pun dapat mengawasi pekerjaan lebih dari lima atau enam orang jika pekerjaan mereka saling berkaitan. Karena ada banyak variabel lain, angka ini tentu saja dapat berubah tetapi selalu ada batas tertentu yang perlu dijaga bila kita merancang organisasi.

Koordinasi adalah kegiatan yang berkesinambungan
Koordinasi pada suatu organisasi yang besar dibayangi dengan berbagai kesukaran karena beberapa sebab. Masa depan selalu tidak pasti. Bahkan cuaca tidak dapat diramalkan secara akurat apalagi dengannperilaku orang yang lebih tidak pasti lagi. Pengetahuan dan keterampilan para eksekutif terbatas. Perspektif, nilai dan tujuan mereka berlainan. Perkembangan teknologi baru, perubahan situasi sosial, ekonomi dan politik terus-menerus mengganggu kegiatan organisasi. Karenanya koordinasi harus merupakan kegiatan yang berkesinambungan di setiap organisasi.

source: www.slideshare.net


Diujung, bukan di puncak

Para ahli, kata Gulick, seringkali merasa bahwa mereka mengetahui segalanya dan bahwa nasihat mereka harus diterima tanpa keraguan. Padahal, sudut pandang mereka seringkali terbatas dan mereka hanya melihat sebagian saja dari keseluruhan masalah. Mereka juga merasa mempunyai wewenang dan pengetahuan di bidang yang tidak mereka kuasai. Mereka tidak ingat bahwa kekuasaan di satu kerajaan tidak ada artinya di kerajaan lain. Dalam situasi yang kompleks banyak ahli dilibatkan dan eksekutif puncak wajib melihat mana nasihat mereka yang relevan dan eksekutif puncak harus mengambil keputusan yang tepat. Para ahli tidak boleh dibiarkan mendominasi organisasi tetapi nasihat-nasihat mereka harus selalu tersedia bila diperlukan dan harus dihargai sepenuhnya. Mereka tidak boleh berada di puncak, melainkan di ujung.

You Might Also Like

0 komentar

Video Of Day